Sunday, June 20, 2010

Tidak Untuk Ditiru


Setelah sekian lama bersahabat,

dan ketika kita berdiri dipersimpangan,

harus mengikuti jalan masing-masing,

bersiap melambaikan tangan,

dan entah kapan bertemu lagi,

pada saat itu lah aku baru benar-benar menyadari
bahwa PERSAHABATAN ITU BEGITU BERHARGA.

Ah, andai aku tahu hal itu dari dulu, sudah kujual semua sahabat-sahabatku...



Sekali lagi, TIDAK UNTUK DITIRU!!!

Friday, May 28, 2010

Fiksi mini: Sms untuk bunda

Bun, aku sudah mendatangi semua tempat pengiriman barang di kota ini, berniat mengirimkan rasa kagum ku pada bunda. Tapi ditolak, kata mereka terlalu berat dan melebihi batas maksimal pengiriman. Maap ya bun.. (Sent to: bunda)
=======

Fiksi mini ini dibuat untuk meramaikan acaranya jeung wi3nda dan nDa di kontes fiksi mini

Saturday, May 22, 2010

Aku, orang Indonesia

Aku, orang Indonesia.
Indonesia tanah airku.
Tanah nyewa,
Air beli,
Buang air pun bayar!.


Aku, orang Indonesia.
Indonesia tumpah darahku.
Dulu, si Hasanudin, si Imambonjol, si pattimura dan kawan-kawan nya itu merelakan darahnya tertumpah untuk memperjuangkan hak semua manusia, kemerdekaan.
Dan sebelum sekarang, darahpun pernah tertumpah, demi merobohkan rezim 'tangan besi'.
Sekarang, darah tertumpah karena si Acang dan si Obet merasa paling benar-atas nama tuhan (seakan tuhan tak mampu membela diri), si pamong dan yang di-'emong' saling hantam-atas nama ketertiban (entah ketertiban yang bagaimana), mahasiswa..ya M A H A s i s w a, rusak sana rusak sini-demi solidaritas.

Aku orang Indonesia.
Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku.
Ibu pertiwi sedang renta kekurangan daya. Dan semua berlomba menjadi 'pandu'.
'masa jabatan ku hampir habis, kusuruh saja istriku mencalonkan diri'
'dulu, ayahku menjadi penguasa, kenapa aku tak bisa, darah nya mengalir padaku'.
Semua berlomba menjadi pandu..
'hanya aku yang pantas menjadi pandu! Hanya aku! (Dan keluargaku)'
*salah kaprah*


Indonesia kebangsaanku. Aku, orang Indonesia, yang sedang mengheningkan cipta dengan lagu Indonesia Raya.

Kekayaan alam dikuasai oleh negara.
Hanya negri yang kami punya.
Hiduplah negriku!!

Ah, mungkin ada banyak yang lupa dengan,
Bangunlah jiwanya!
Bangunlah badannya!
UNTUK INDONESIA RAYA.


UNTUK INDONESIA RAYA!

Friday, April 23, 2010

Dalam perjalanan liburan ke Bali

Awalnya penerbangan ke bali itu menjadi hal yang sangat menyenangkan buat juminten. Ke bali gitu loh.. Tapi cuaca yang tak bersahabat sore itu telah merubah segalanya. Pesawat yang ditumpanginya harus berhadapan dengan badai. Dalam kondisi panik seperti itu, seorang wanita mendadak berdiri, sambil melepas pakaian nya satu persatu dia berteriak, 'kalaupun saya mati hari ini, saya ingin mati sebagai seorang wanita, dan saya menantang pria-pria ditempat ini untuk mewujudkan keinginan saya tersebut'.
Kepanikanpun berganti menjadi kekagetan. Semua penumpang termasuk juminten semakin tercengang-cengang bin terheran-heran binti(lan) ketika seorang pria tiba-tiba berdiri, dan melepas pakaian nya satu persatu, sambil berteriak, 'ini..cuci dan setrikalah!'.

Thursday, April 22, 2010

First Award

Kali ini, saya tak kan banyak berkata-kata, tapi sungguh, saya sangat terharu mendapat award dari si nona ini Vamos Anggie, even saya tidak benar-benar mengerti, apa itu award....

yahhh..cukup sekian dan terimakasih





Tuesday, March 23, 2010

Sejenak pikiran saya berwisata.

'Arrghhh...', saya menyandarkan badan d sofa. Kepala saya menengadah tapi tidak sedang memandang langit-langit ruangan karena mata saya terpejam. Ibu jari dan telunjuk saya menekan-nekan alis mata, hingga kerutan dikening saya semakin nyata. Hufff. 'Peliss.. semuanya duduk yang manisss dunk!!', itu sebuah teriakan, tapi saya yakin tak seorangpun mendengar kata-kata saya itu.
***

'tidak bisa! Saya sudah tidak bisa berlama-lama di sini! Pengap tau!

'aku juga tak bisa!', teriak yang lain.

'pokoknya aku harus keluar sekarang. Ini demi kepentingan manusia! kaum mu!', yang lain juga menggerutu.

'betul, kami lah yang pantas keluar lebih dulu. manusia sudah banyak tersesat. mereka butuh pesan moral!'

'ah, sekarang itu zaman edan. manusia lebih butuh lelucon. Hiburan. Bukan nasehat. saya lah yang pantas keluar lebih dulu'

'ada betulnya juga kawan kita ini. manusia sekarang sudah tak butuh nasehat lagi. berapa kali sehari adjan menggema bersahut-sahutan? tapi tak banyak manusia yang menghiraukannya! saya yakin si ucok sudah punya Alkitab, si made dan si Liong juga pasti menyimpan kitab mereka masing-masing. Bukankah itu sudah cukup??'

'kita harus mencoba! karna kebaikan akan selalu menang!'

'ah diamlah kalian semua!! Aku sudah jengah! tak sabar aku untuk memaki mereka yang sengaja berbuat salah -lalu mengaku khilaf. tak sabar aku untuk menghujat mereka yang berkorupsi itu! tak mempan kata-kata manis untuk mereka!! Aku ingin menyentak si nagagembel ini, agar berkurang kemalasannya'

'tak ada gunanya kawan! toh banyak dari manusia-manusia itu yang malas membaca. kita tak punya suara. kita tak punya kekuatan untuk berteriak lantang. tak banyak yang sudi melihat kita'
***
'woi! masih pagi udah merem lagi. bangun lo!!!'. Saya terkaget. Refleks membuka mata. Dasar si Hari kancrut! Saya memaki, tapi hanya dalam hati. Mencoba mengumpulkan kesadaran, sambil mengingat-ingat apa yang barusan terjadi, kenapa saya ada di sofa ini.

'gw caw dulu yak!', tanpa menunggu jawaban saya, Hari berjalan kearah pintu.
'eh Har, bentar!', kali ini saya benar-benar sedang berteriak, buktinya saja si Hari langsung menghentikan langkahnya,
'apa lagi?', sahutnya.
'apa tuh yang lo pegang?'
'buku', diangkatnya tangannya yang menggenggam buku.
'buat?'
'geblek! Ya buku gunanya buat dibaca. udah ah! Gw caw dulu, ga penting banget pertanyaan lo'.

Hari berlalu, dan saya meraih hp, mengetikkan kata-kata yang semula bentuknya tak beraturan. Dan mungkin setelah saya rangkai sedaya upaya, tetap bentuknya tak beraturan. Saya tak peduli!. Daripada mereka mati konyol dan membusuk karena saling berdesakan dipikiran saya. Tak peduli entah siapa yang akan membacanya nanti. Entah Hari akan mampir ke sini atau tidak. Sungguh saya tak lagi peduli!

'Pergilah berlayar! Ketempat yang kau mau! Lautan bukan hanya kepalaku saja'

Saturday, March 13, 2010

Gitu aja kok repot...

Dalam hidup ini ada banyak pilihan yang bisa kita pilih. Sayangnya..ada saat-saat di mana kita diharuskan untuk memilih sesuatu yang bukan keinginan kita. Seperti sore itu, juminten harus rela berbaur dengan mahasiswa yang 7 semester di bawahnya. Baru beberapa bulan lalu juminten dkk menduduki jabatan sebagai peng-ospek tersenior. Hari ini dia harus duduk manis dengan wajah-wajah yang beberapa bulan lalu jadi sasaran 'bentak2kan'. Mau bagaimana lagi. Demi ayah yang sudah bosan mengirimi nya uang bulanan..juminten telah bertekat untuk segera menyelesaikan kuliah nya. Termasuk 'menyelesaikan' 2 mata kuliah semester awal yang nilainya rapat kanan